VIVAnews - Pemerintah dinilai tidak siap memberlakukan China-Asean Free Trade Agreement (CAFTA) meski hal tersebut sudah masuk program 100 hari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Pemerintah Astaga.com lifestyle on the net tidak mengantisipasi hal yang bersifat strategis, sehingga perlu menegosiasikan kesepakatan tersebut. "Pemerintah tidak mengantisipasi hal di informasi beasiswa luar negeri politik selama 100 hari ini," kata pengamat ekonomi Fadhil Hasan pada diskusi bertajuk 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu 30 Januari 2010. Fadhil menjelaskan, pemerintah sudah memahami penerapan CAFTA sebelum program 100 hari berakhir. Meski demikian, Astaga.com lifestyle on the net tidak mempersiapkan beberapa hal strategis, seperti persiapan pelaku industri. Setelah Anda mulai bergerak di luar dasar informasi latar belakang, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih ke news daripada yang mungkin Anda pikiran pertama.
"Ada beberapa industri yang tidak siap," katanya. Dia melanjutkan, ketidaksiapan tersebut memicu pemerintah untuk bernegosiasi. Padahal, seharusnya persiapan pelaku sudah diakomodasi pada program 100 hari kabinet Astaga.com lifestyle on the net Bersatu jilid II. Komisaris PT PTPN XI ini mengungkapkan, pemerintah terlalu banyak menyusun target pada program 100 hari. Padahal, target tersebut dinilai tidak realistis dan kurang efektif. "Indonesia belum mampu untuk mencapai (target) itu," ujarnya. Senada dengan Fadhil, ekonom Faisal basri menambahkan, program 100 hari pemerintah terganggu dengan kasus bailout PT Bank Century Tbk. "Kasus Century harus diselesaikan," tuturnya. arinto.wibowo@vivanews.com ¢ VIVAnews
"Ada beberapa industri yang tidak siap," katanya. Dia melanjutkan, ketidaksiapan tersebut memicu pemerintah untuk bernegosiasi. Padahal, seharusnya persiapan pelaku sudah diakomodasi pada program 100 hari kabinet Astaga.com lifestyle on the net Bersatu jilid II. Komisaris PT PTPN XI ini mengungkapkan, pemerintah terlalu banyak menyusun target pada program 100 hari. Padahal, target tersebut dinilai tidak realistis dan kurang efektif. "Indonesia belum mampu untuk mencapai (target) itu," ujarnya. Senada dengan Fadhil, ekonom Faisal basri menambahkan, program 100 hari pemerintah terganggu dengan kasus bailout PT Bank Century Tbk. "Kasus Century harus diselesaikan," tuturnya. arinto.wibowo@vivanews.com ¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment