Saturday, April 17, 2010

Sektor Properti Posisi Kedua Penghasil Devisa

Artikel berikut mencakup informasi terkait yang mungkin menyebabkan Anda untuk mempertimbangkan kembali apa yang Anda pikir Anda mengerti. Yang paling penting adalah untuk belajar dengan pikiran yang terbuka dan bersedia untuk merevisi pemahaman Anda jika perlu.
VIVAnews - Selama ini, orang hanya berpikir industri rokok dan sektor pertambangan adalah penghasil devisa terbesar negara. Namun ada sektor lain yang tidak kalah penting dan turut memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan negara ini.

"Sektor properti menempati peringkat kedua sebagai devisa negara selain rokok," ujar Pakar Hukum Properti, Erwin Kallo, di Jakarta Sabtu 17 April 2010.

Untuk itu, menurut dia, pemerintah harus mendorong sektor ini agar terus berkembang pada masa mendatang dengan cara membuat regulasi yang mendukung.

Bagaimana Anda bisa meletakkan batas belajar lebih banyak? Bagian berikutnya mungkin berisi bahwa salah satu sedikit hikmat yang mengubah segalanya.

Senada dengan Erwin, Pakar Properti Matius Jusuf menuturkan, dengan investasi minimal US$2 miliar saja, pendapatan dari pajak pertambahan nilai (PPN) mencapai Rp 10 triliun. Sedangkan rata-rata investasi sektor properti per tahunnya mencapai US$5 miliar.

Sebelumnya, Direktur PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat memprediksi, tahun 2010 ini sektor properti akan semakin bergairah dengan didukung tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang rendah.

"Jadi, saatnya masuk untuk berinvestasi," kata dia

Budi menjelaskan, nilai tukar rupiah yang juga berpotensi menguat terhadap dolar AS menyebabkan target sejumlah perusahaan tahun ini tercapai. Kelebihan likuiditas tersebut juga dapat menyebabkan suku bunga rendah.
"Hal ini menstimulasi pengeluaran domestik," kata Budi.

¢ VIVAnews
Mudah-mudahan bagian di atas telah memberikan sumbangan pada pemahaman Anda tentang news. Berbagi pemahaman baru tentang news dengan orang lain. Mereka akan terima kasih untuk itu.

No comments:

Post a Comment