Friday, May 28, 2010

Apindo: Krisis Yunani Tak Berdampak Langsung

Artikel berikut mencakup topik yang baru-baru ini pindah ke tengah panggung - setidaknya itu tampaknya seperti itu. Jika Anda berpikir Anda perlu tahu lebih banyak tentang hal itu, inilah kesempatan Anda.
VIVAnews - Krisis utang Yunani memang tidak berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia. Dampaknya baru dirasakan jika menular ke negara-negara lain di Eropa. Indonesia bisa terkena efeknya karena Eropa merupakan salah satu lokomotif ekonomi selain Amerika Serikat, Jepang, dan China.

Lihat berapa banyak Anda dapat mempelajari tentang news ketika Anda mengambil sedikit waktu untuk membaca sebuah artikel diteliti baik? Jangan lewatkan pada seluruh informasi yang besar ini.

"Hubungan ekonomi Indonesia dengan Yunani kecil sekali," kata ketua Asosiasi Penguasaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi. "Namun, kalau negara lain seperti Portugal, Spanyol, Italia, Inggris, terkena krisis, Indonesia bisa terkena dampaknya karena negara-negara tersebut lebih besar dibanding Yunani," ujarnya dalam konferensi pers usai membuka Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) Apindo di Jakarta, Jumat malam, 28 Mei 2010.

Sofjan menerangkan bahwa Yunani membawa sesuatu seperti yang terjadi dulu di mana suatu negara bisa membawa krisis di Eropa, itu menyebabkan Indonesia terkena efeknya secara tidak langsung. "Yang pertama itu kita kena di pasar modal kita, kurs, hot money yang masuk ke Bank Indonesia. Ini yang mengena ke kita, membuat rupiah kita melemah, membuat komoditas-komoditas kita turun di luar negeri," ujarnya.

Sofjan menambahkan, bagi Indonesia, Yunani bukan mitra dagang yang besar. "Efek langsung saya rasa untuk komunitas kita tidak artinya, ekspor ke Yunani cuma beberapa puluh juta US dolar saja setahun," katanya.

¢ VIVAnews
Artikel ini cakupan informasi selengkap dapat hari ini. Tetapi Anda harus selalu masih terbuka kemungkinan bahwa penelitian masa depan dapat mengungkap fakta-fakta baru.

No comments:

Post a Comment