Sulaimaniyah, Irak (ANTARA News/AFP) - Sekitar 450 tentara Kurdi telah bekerja dengan tentara Irak dan AS di daerah-daerah Irak yang diperselisihkan, dengan separuh dari mereka dikerahkan di provinsi Nineveh yang bergolak, seorang jurubicara militer mengatakan. "Pasukan itu bekerja di tiga provinsi, Diyala, Kirkuk dan Nineveh," kata Jabbar Yawer, jurubicara gerilyawan Peshmerga kementerian wilayah otonomi Kurdi kepada AFP.

Limabelas pos pemeriksaan, masing-masing dengan 15 Peshmerga, telah didirikan di Nineveh, yang memiliki mayoritas Arab Sunni dan minoritas Kurdi, serta memuat tujuh dari 12 daerah yang disengketakan di negara itu.

Ada jumlah tentara AS dan Irak yang sama di tiap pos pemeriksaan itu, ujar Yawer.

Daerah-daerah yang diperselisihkan itu mencakup provinsi minyak Kirkuk di Irak utara, tempat 120 peshmerga dikerahkan berdampingan dengan jumlah tentara AS dan Irak yang sama, katanya.

Lima pos pemeriksaan lainnya, lagi dengan 15 Peshmerga, tentara AS dan Irak, telah didirikan di provinsi Diyala, yang menampung dua wilayah yang diperselisihkan.

If your tech facts are out-of-date, how will that affect your actions and decisions? Make certain you don't let important tech information slip by you.

"Operasi bersama antara peshmerga, militer Irak dan AS itu sebagai upaya untuk mengawasi situasi keamanan di jalan masuk itu dan pos-pos pemeriksaan di daerah yang diperselisihkan. Pasukan tersebut akan mencegah teroris masuk ke wilayah itu," katanya.

Jenderal Ray Odierno, pejabat utama militer AS di Irak, mengumumkan bulan lalu bahwa tentara Amerika telah bekerja dengan pasukan Irak, Arab dan Kurdi, yang ditujukan untuk mendorong kepercayaan dan mengurangi ketegangan antara Arab Sunni dan Kurdi. Ia bagaimanapun tidak mengatakan berapa banyak tentara AS yang dilibatkan.

Odierno pertama-tama menyampaikan prospek operasi bersama itu Agustus tahun lalu, dengan dalih bahwa gerilyawan akan mengambil keuntungan dari kerjasama yang buruk antara militer Irak yang sebagian besar Arab dan pasukan keamanan Kurdi untuk melancarkan serangan.

Para pemimpin Kurdi menginginkan wilayah otonomi mereka, yang sekarang ini terdiri atas tiga provinsi distrik, diperluas ke bagian-bagian Nineveh dan Diyala yang menurut sejarah didiami orang Kurdi dan juga seluruh Kirkuk.

Pemerintah pusat di Baghdad, bagaimanapun, menyatakan perbatasan wilayah Kurdi itu hedaknya tidak diperluas melewati provinsinya yang ada, Arbil, Sulaimaniyah dan Dohuk.

Tentara Irak dan peshmerga Turki telah bentrok beberapa kali dalam dua tahun terakhir ketika tentara Perdana Menteri Nuri al-Maliki berusaha untuk meningkatkan kehadiran mereka di dan sekitar daerah-daerah yang diperselisihkan.

Pasukan tiga pihak itu menandai babak berita terbaru dalam peran militer AS sejak serangan 2003 yang menjatuhkan Saddam Hussein dan dapat sekali lagi menyaksikan mereka terlibat dalam operasi skala penuh di daerah perkotaan.
(Uu.S008/H-AK/P003)