Thursday, February 4, 2010

Pengrajin Batik Harapkan Subsidi Kompor

Artikel menarik ini alamat beberapa isu kunci mengenai news. Yang cermat membaca bahan ini bisa membuat perbedaan besar dalam bagaimana Anda berpikir tentang news.
VIVAnews - Konversi minyak tanah ke gas, ternyata memukul industri kecil dan menengah batik. Para pengrajin batik yang biasa memanaskan canthing dengan bahan bakar minyak tanah, harus menggantinya dengan gas.

"Padahal harga kompornya sangat mahal sekali. Kami sudah informasi lowongan kerja terbaru sama dengan ITB (Institut teknologi Bandung), namun harganya cukup mahal. Satu kompor harganya Rp 250 ribu hingga 300 ribu, untuk UKM tidak mungkin mampu membelinya," ujar Wakil Bupati Pekalongan Alma Facher di Jakarta, 4 Februari 2010.

Sekarang kita telah membahas aspek-aspek dari news, mari kita berpaling pada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

Alma berharap, pemerintah dapat memberikan subsidi kompor gas dengan harga murah agar pengerajin batik tulis dapat membelinya. "Kita minta pemerintah memikirkan untuk membuat kompor khusus ini, dengan harga murah sehingga mereka bisa lebih produktif," kata dia.

Menanggapi permintaan ini, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah saat ini sedang memikirkan cara untuk membantu pengerajin batik tulis.

"Mulai Ibu Negara sampai Yayasan Batik Astaga.com lifestyle on the net sedang memikirkan soal kompor ini, tapi belum menemukan solusi kompor murah untuk gas," kata Mari.

antique.putra@vivanews.com

¢ VIVAnews
Mengetahui cukup tentang news untuk membuat padat, pilihan informasi pemotongan di atas faktor ketakutan. Jika Anda menerapkan apa yang baru saja Anda pelajari tentang news, Anda seharusnya tidak perlu khawatir.

No comments:

Post a Comment