VIVAnews - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Dahlan Iskan hari ini, Minggu 14 Februari 2010, melalukan inspeksi mendadak di perumahan Taman Anyelir II, Kalimulya, Depok. Kunjungan Dahlan menindaklanjuti keluhan warga atas pengenaan rekening yang tak sesuai pemakaian. Di sela kunjungan itu, kepada warga, Dahlan berjanji akan menindak PLN Depok atas ketidakprofesionalannya itu. "Kami akan tindak," ujarnya. Dahlan yang datang sekitar pukul 07.00 bersama rombongan PLN itu, keliling ke komplek yang dihuni ratuasan kepala keluarga. Saya percaya bahwa apa yang telah Anda baca sejauh ini informatif. Bagian berikut ini harus pergi jauh ke arah membereskan segala ketidakpastian yang mungkin tetap.
Kebetulan, saat Dahlan datang, warga sedang melakukan senam pagi. Sehingga warga sedang berkumpul itu langsung berbincang dengan Dahlan. Sementara itu, Ketua Paguyuban Warga Taman Anyelir II, Rahman, menyambut baik kedatangan Dahlan. "Kami sangat senang Pak Dahlan merespon keluhan kami," ujar Rahman. Sebelumnya sebuah media nasional memuat surat pembaca dari Warga Taman Anyelir Dini Kinanthi. Surat pembaca dengan judul PLN Depok Merugikan Pelanggan itu mengeluhkan harus membayar rekening listrik Rp 66.744 yang dibebankan tiap bulan pada Januari dan Februari. Menurut dia, PLN telah memanipulasi data pemakaian listrik warga. Misalnya di meteran 0001 ditulis menjadi 9100 dan pada Februari menjadi 9000. "Model pembayarn itu akan merugikan pelanggan PLN," kata Dini dalam surat pembaca itu. hadi.suprapto@vivanews.com
¢ VIVAnews
Kebetulan, saat Dahlan datang, warga sedang melakukan senam pagi. Sehingga warga sedang berkumpul itu langsung berbincang dengan Dahlan. Sementara itu, Ketua Paguyuban Warga Taman Anyelir II, Rahman, menyambut baik kedatangan Dahlan. "Kami sangat senang Pak Dahlan merespon keluhan kami," ujar Rahman. Sebelumnya sebuah media nasional memuat surat pembaca dari Warga Taman Anyelir Dini Kinanthi. Surat pembaca dengan judul PLN Depok Merugikan Pelanggan itu mengeluhkan harus membayar rekening listrik Rp 66.744 yang dibebankan tiap bulan pada Januari dan Februari. Menurut dia, PLN telah memanipulasi data pemakaian listrik warga. Misalnya di meteran 0001 ditulis menjadi 9100 dan pada Februari menjadi 9000. "Model pembayarn itu akan merugikan pelanggan PLN," kata Dini dalam surat pembaca itu. hadi.suprapto@vivanews.com
¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment