Sunday, December 6, 2009

2009, IHSG Bakal Sentuh Level 2.600

Artikel berikut mencakup informasi terkait yang mungkin menyebabkan Anda untuk mempertimbangkan kembali apa yang Anda pikir Anda mengerti. Yang paling penting adalah untuk belajar dengan pikiran yang terbuka dan bersedia untuk merevisi pemahaman Anda jika perlu.
VIVAnews - Pengamat pasar modal Yanuar Rizky memprediksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir 2009 menembus level 2.500-2.600. Namun, dia juga mengingatkan adanya potensi krisis fiskal pada kuartal I-2010.

"Yang akan dihadapi adalah krisis fiskal bukan lagi finansial seperti 2008,"
kata Yanuar di Jakarta, Sabtu 5 Desember 2009.

Sebab pada Maret 2010, di Amerika Serikat (AS) semua rekening fiskal harus tutup.

Menurut dia, pergerakan IHSG di kisaran level 2.500-2.600 hingga akhir 2009 dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank sentral negara maju.

"Inflow yang masuk untuk menaikkan indeks guna mencari gain," kata Yanuar.

Ia menuturkan, bank sentral di Amerika Serikat saat ini tengah mencari laba  melalui portofolio yang dimilikinya. Hal yang sama direspons bank sentral Inggris.

Anda yang belum terbiasa dengan kata kunci pada% terbaru% kini memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.

"Bank sentral Inggris merespons dengan mengguyurkan dana £200 miliar," kata dia.

Kesempatan mencari gain tersebut, dia menjelaskan, tidak hanya dimanfaatkan oleh negara-negara maju. "China juga mulai bermain di sini," kata dia.

Masalahnya, dia melanjutkan, setiap mencari gain, China membeli emas. "Hal ini kemudian diikuti oleh India dan Mauritius," tutur Yanuar. Kondisi itu pula yang menyebabkan harga emas naik.

Sedangkan untuk pergerakan saham-saham Grup Bakrie, menurut dia, masih akan menopang pergerakan indeks.

"Grup Bakrie mengontribusi 50-60 persen pergerakan indeks, dengan saham Bumi Resources akan mempengaruhi pasar 30 persen," kata dia. Pergerakan indeks juga masih akan ditopang oleh saham perbankan terutama pelat merah.

"Saham BRI (Bank Rakyat Indonesia) dan BNI (Bank Negara Indonesia) juga akan menopang dengan pasar 30 persen," kata dia. Sementara itu, sisanya digerakkan oleh saham lain seperti PT Astra International Tbk (ASII).

Meski demikian, kisruh PT Bank Century Tbk tidak akan mempengaruhi indeks di pasar saham Indonesia. Yanuar meminta agar permasalahan Century diselesaikan melalui jalur hukum. "Ini sudah ranahnya hukum," kata Yanuar.

arinto.wibowo@vivanews.com

¢ VIVAnews
Apakah benar-benar ada informasi tentang news yang nonesensial? Kita semua melihat segala sesuatu dari sudut yang berbeda, sehingga sesuatu yang relatif tidak signifikan untuk satu mungkin penting untuk yang lain.

No comments:

Post a Comment