Khost, Afganistan (ANTARA News/Reuters) - Sekitar 30 pejuang Taliban tewas akibat serangan udara pimpinan NATO di Afganistan timur sesudah mereka menyerang pos polisi Afganistan, kata pejabat polisi dan persekutuan itu pada Minggu. Komandan polisi perbatasan Afganistan Sayed Nabi Mullahkhil menyatakan pos pemeriksaan polisi di propinsi Khost, Afganistan timur, yang berbagi tapal batas dengan Pakistan, diserang pejuang pada malamnya.

Pemancar televisi swasta Tolo menyatakan 26 pejuang tewas, termasuk satu dari Chechnya.

Jurubicara Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Kabul memastikan serangan udara dilancarkan tentara asing di Khost pada Sabtu malam sesudah polisi Afganistan minta bantuan mereka.

"Pasukan Afganistan diserang dan minta bantuan dan kami memberinya dalam bentuk dukungan udara," kata jurubicara itu, dengan menolak merinci korban.

Jenderal Stanley McChrystal, panglima tertinggi Amerika Serikat dan NATO di Afganistan, sudah menyebut propinsi Khost, pangkalan kekuatan pejuang setia kepada keluarga Haqqani, sebagai medan tempur, bersama propinsi bersebelahan Paktia dan Paktika.

Amerika Serikat dan NATO menggelar sekitar 100.000 tentara di Afganistan, dengan jumlah korban tewas pada tahun ini 483 orang, dibandingkan dengan 295 tentara pada seluruh 2008, kata information jejaring mandiri icasualities. org.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Selasa dijadwalkan mengumumkan keputusannya mengenai permintaan dari panglima utamanya bagi penambahan sampai 40.000 tentara.

I trust that what you've read so far has been informative. The following section should go a long way toward clearing up any uncertainty that may remain.

Gerilyawan Taliban dan sekutu mereka giat kembali, membuat 2009 tahun paling mematikan bagi tentara asing di negara dirusak perang itu saat dukungan rakyat berkurang pada kemelut tersebut.

Beberapa tokoh penting, termasuk dutabesar Washington untuk Kabul Karl Eikenberry, menyampaikan keberatan mengenai penambahan tentara Amerika Serikat tanpa mitra dapat diandalkan dalam pemerintah Hamid Karzai, yang keabsahannya mendapat pukulan dalam pemilihan umum dinodai kecurangan pada Agustus.

Jajak pendapat USA Today/Gallup, yang dikeluarkan pada tengah pekan lalu menunjukkan 55 persen dari rakyat Amerika Serikat tidak menyetujui penanganan Obama atas perang itu.

Jajak pendapat CNN, yang dikeluarkan sebelumnya, menunjukkan bahwa sekitar separuh dari warga Amerika Serikat mendukung penambahan tentara, sementara hanya 45 persen mendukung perang.

Pemimpin Taliban Afganistan Mullah Mohammad Omar pada pekan lalu menolak tawaran Presiden Hamid Karzai bagi perundingan perdamaian, dalam pernyataan menjelang Idul Adha.

"Rakyat Afghanistan tidak akan menyetujui perundingan, yang memperpanjang dan mensahkan kehadiran tentara pelaku serbuan di negara tercinta kami. Afganistan adalah rumah kami," kata Omar dalam pernyataan, yang dikeluarkan Taliban.

Pemimpin pejuang muslim garis keras itu, yang didongkel dari kekuasaan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, menuduh kekuatan asing mengupayakan perundingan untuk memperpanjang kejahatan mereka dalam penjajahan dan pendudukan.

"Musuh licik ingin menyerang tempat ramai penduduk, seperti, masjid dan tempat lain, untuk memfitnah mujahidin," kata Omar.

Taliban, yang memerintah Afganistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.(*)