Tuesday, December 1, 2009

Ketergantungan Impor Garam Masih Tinggi

Current info tentang news tidak selalu hal yang termudah untuk mencari. Untungnya, laporan ini mencakup terbaru news info yang tersedia.
SURABAYA POST -- Penerapan larangan impor garam oleh pemerintah memang tidak sepenuhnya dapat diberlakukan. Ketidakmampuan para petani garam rakyat dalam memenuhi kebutuhan industri dalam negeri dijadikan alasan untuk impor garam.

Alasan lain dipicu banyaknya masalah yang tengah dihadapi oleh petani garam rakyat, mulai dari keterbatasan lahan, buruknya kualitas garam, produktivitas yang rendah, serta pemakaian teknologi yang masih tradisional, justru semakin memojokkan petani dalam bersaing memasarkan hasil panennya.

Akibatnya, posisi petani semakin terjepit dan tidak berkutik menghadapi serbuan garam impor yang secara kualitas sangat jauh dengan garam rakyat. Sehingga harga  garam dipasaran ketika memasuki musim panen menjadi anjlok.

Apakah semuanya masuk akal sejauh ini? Jika tidak, aku yakin bahwa hanya dengan sedikit lebih membaca, semua fakta akan jatuh ke tempatnya.

"Berbagai permasalahan yang tengah dihadapi para petani garam mulai dari tingkat produktivitas lahan yang masih sangat rendah, jika dibandingkan dengan Negara Australia yang mampu memproduksi garam hingga mampu mencapai 350 ton per hektar per musim. Menyebabkan ketergantungan garam impor tetap tinggi, " ungkap Ir Winarno, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan Sampang, Selasa (1/12).

Menurut Winarno, ada beberapa faktor sebagai penghambat, antara lain terbatasnya kepemilikan lahan dalam produksi garam rakyat hanya berkisar 1-5 hektar, padahal idealnya minimal 1.000 hektar.  Selain itu, masih buruknya kualitas garam disebabkan waktu pungut yang singkat sehingga proses kristalisasi menjadi rendah.

"Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah telah menyusun suatu program pengembangan industri garam. Beberapa langkah itu antara lain, melakukan intensifikasi dengan tujuan meningkatkan kualitas garam dan produktivitas di sentra-sentra produksi garam, œ tambahnya.

Laporan: Achmad Hairuddin

¢ VIVAnews

Artikel ini cakupan informasi selengkap dapat hari ini. Tetapi Anda harus selalu masih terbuka kemungkinan bahwa penelitian masa depan dapat mengungkap fakta-fakta baru.

No comments:

Post a Comment